Monday, July 12, 2010

Di Balik Tenggelamnya KMP. Tristar

Pada posting kali ini penulis ingin melukiskan pengalaman seseorang yang pernah mengalami musibah dibalik tenggelamnya kapal KMP. TRISTAR di Muara Sungai Musi pada tanggal 28 Desember 2006 Pada awalnya saya tidak sengaja bertemu dengan narasumber berita ini di sebuah tug boat yang sekarang menjalani rute di Palembang - Merak. Mudah-mudahan pengalaman beliau ini dapat bermanfaat buat kita semua.

Namaku Zulkarnaen. Aku bekerja sebagai ABK di kapal Tristar sudah 6 bulan lamanya. KMP Tristar berangkat dari dermaga kapal Penumpang Pelabuhan Palembang pada pukul sekitar 14.30 waktu setempat.  Seperti biasa aku mempersiapkan segala sesuatu untuk keberangkatan sesuai tugasku di kapal sebagai ABK. KMP Tristar memang agak sedikit binal alias genit kalau terkena pengaruh angin atau ombak. Sepanjang perjalanan mendekati muara sudah malam hari. Sepanjang perjalanan mendekati Muara Sungai Musi kapal tidak henti-hentinya mengoleng terkena ombak tapi aku menganggap hal itu biasa karena memang karekternya begitu. Tidak ada firasat buruk di benakku

Aku membawa hati ini senang supaya beban kerjaku terasa ringan. Pada sekitar pukul 20.00 waktu setempat aku sempatkan untuk membersihkan lantai yang basah di dek atas karena licin supaya tidak mengganggu penumpang yang lalu lalang. Di sebelahku beberapa sopir truk tengah bercengkerama dengan sesama teman seprofesinya sambil sesekali terdengar gelak tawa mereka. Di dek penumpang lain aku melihat seorang ibu sedang menggendong bayinya yang sedang rewel menangis di antara penumpang yang lain. Sesekali aku mengamati cuaca di luar sana. Angin dan ombak semakin membuat KMP Tristar tambah genit saja pikirku. Aku melanjutkan pekerjaanku supaya penumpang semua aman.

Sekitar pukul 20.15 angin bertiup kencang dan gelombang menghantam lambung kapal KMP. Tristar dengan tiba-tiba kapal diterjang ombak pas di tikungan tajam di Muara Sungai Musi dan kapal tiba-tiba miring dengan cepat dan kapal tidak mampu kembali tegak.  Kamipun seisi kapal panik dan berhamburan menyelamatkan diri. Aku dan beberapa sopir truk meloncat ke laut begitu kapal miring tak terkendali. Benar saja kapal itu benar benar miring dan terbalik dalam hitungan menit. Aku dan beberapa sopir berusaha menyelamatkan diri  setelah terjun ke laut sedapat mungkin mengikuti gelombang laut. Aku semakin menjauh dengan rombongan sopir dan penumpang lain yang sudah bercerai berai satu sama lain, ada juga yang sudah tidak tampak lagi di permukaan. Aku menyaksikan teriakan para penumpang yang masih bisa menyelamatkan diri di saat-saat terakhir kapal terbalik dan tenggelam di Muara Sungai Musi.

Aku berusaha menggapai apa saja yang dapat mambantu mengapung tubuh ini di atas air. Aku berusaha bertahan sedekat mungkin dengan dengan para penumpang yang masih bisa mengapung di atas air. Namun satu-satu penumpang lain menghilang dari pengamatanku. Aku berusaha berteriak sekeras mungkin untuk memanggil nelayan. Aduh.., tapi malam itu tidak ada nelayan yang lewat di depanku . Aku terbawa arus ke arah Timur. Badanku semakin dingin dan aku hanya berusaha bertahan supaya dapat mengapung di malam itu. Tak terasa aku sudah terbawa arus air sudah semakin jauh dan tidak ada seorangpun di sekitarku. Rasanya badan ini sudah lemas sekali. Tetapi tiba tiba ada benda keras menghadang di hadapanku.Ya Allah ...ternyata benda keras berjejer itu adalah bagan tempat menangkap ikan milik nelayan lengkap dengan gubuk di atasnya. Saya berusaha sekuat tenaga minta tolong kepada penghuni di atasnya. Namun teriakanku sia-sia seolah tak terdengar oleh siapapun. Akhirnya  kuputuskan untuk merangkul erat-erat tiang itu dan bertahan sambil  menunggu pertolongan siapa tahu ada nelayan lewat.

Entah sudah beraba jam aku merangkul tiang bagan-bagan milik nelayan itu. Yang aku lihat cuaca sudah berangsur terang. Oh... ternyata sudah pagi hari. Sayup-sayup aku mendengar deru mesin perahu klotok nelayan. Suaranya semakin keras mendekat dan benar ternyata seorang nelayan muncul hendak mengecek gubuknya. Begitu melihatku nelayan itu spontan menghampiri dan mengangkat tubuh lunglai ini ke perahu klotoknya.

Melihat kondisiku nelayan itu langsung tanggap dan membawaku ke posko tim SAR di Sungsang. untuk mendapatkan pertolongan. Dalam perjalanan menuju posko kami juga sempat menemukan penumpang lain yang masih selamat kita angkat dari air. Suasana di sekitar tempat kejadian tenggelamnya KMP. Tristar ramai dengan kapal-kapal patroli dari tim SAR dan para nelayan yang sukarela membantu para korban.

Sesampai di posko tim SAR di kecamatan Sungsang kamipun mendapatkan pertolongan dan di data. Saya melihat para korban senasib yang sedang mencari kerabatnya. Saya mendengar juga ada kawan seprofesi saya sesama ABK yang belum diketahui nasibnya. Setelah diadakan pertolongan dan pendataan cukup kamipun diperbolehkan pulang.

Mudah-mudahan pengalamanku ini tidak terulang lagi.




No comments: