Tuesday, January 26, 2010

Pac Acrux Kapal Terbesar Yang Masuk Pelabuhan Palembang

-->
Kita mengetahui bahwa Pelabuhan Palembang adalah salah satu Pelabuhan Sungai yang terbesar di Indonesia dengan lalu lintas kapal kapal yang tidak pernah sepi.

Pelabuhan Palembang berjarak sekitar 55 mil atau 101 kilometer dari Muara Sungai Musi. Dengan jarak yang panjang disertai alur sungai yang berliku dengan variasi kedalaman alur tersebut mempunyai karakteristik tersendiri dan tentunya membatasi besarnya kapal yang akan memasuki Pelabuhan Palembang. Hal ini tentu berbeda dengan pelabuhan-pelabuhan yang berada di tepi laut lepas.

Namun demikian untuk memberikan pelayanan yang maksimal, Pelabuhan Palembang bekerjasama dengan  pengguna jasa  akan tetap mendatangkan kapal-kapal masuk Pelabuhan Palembang lebih banyak lagi

Salah satu wujud kerja sama tersebut adalah dengan hadirnya kapal yang terbesar singgah di Pelabuhan Palembang yaitu Pac Acrux, Pac Antares, Pac Alnath, Pac Alkaid, Pac Altair dan Pac Deneb. Kapal milik Perusahaan Acrux Maritime Limited yang beralamat di Group Legal SG House 41 Tower Hill London, EC3N4SG United Kingdom dan dioperasikan oleh Paccship (UK) yang beralamat di 19 Buckingham Gate, 4th Floor London SW1E6LB United Kingdom tersebut secara rutin paling lama tiga pekan sekali secara bergiliran memasuki Pelabuhan Palembang.

Pac Acrux kapal yang dibangun di Zhejiang Shipyard, China pada Mei 2003 itu berbendera Singapore dengan dengan panjang LOA 178.8 m gross tonage GT 20.471 dengan bobot mati DWT sebesar 27.419,68 MT dengan maksimum draft 10.4 M. Sedangkan untuk masuk ke Pelabuhan Palembang Pac Acrux masuk Pelabuhan Palembang dengan draft maksimum 5.4m.

Pac Acrux secara rutin masuk Pelabuhan Palembang guna memuat komoditi karet untuk diekspor ke Amerika serikat. Jumlah muatan karet yang biasanya dimuat di Pelabuhan Palembang sebanyak kurang lebih 4000 ton. Adapun proses pemuatan komoditi karet tersebut dilakukan melalui tongkang yang tender di kapal tersebut di rede Gerong 1, Palembang.

Pac Acrux mempunyai crew sejumlah 23 orang terdiri dari 19 orang warga negara China dan 4 orang warga negara Philiphine dengan dinakhodai oleh Lin Shan berkewarganegaraan China.

Adapun rute pelayaran Pac Acrux dari Pelabuhan Palembang melanjutkan pelayaran ke Ciwandan Cigading kemudian Padang dan melanjutkan pelayarannya ke Houstan dan New Orleans Amerika Serikat. Perjalanan dari Padang Indonesia ke Houstan Amerika Serikat biasanya ditempuh selama 25-28 hari tergantung keadaan cuaca dalam perjalanannya kata Lin Shan nakhoda kapal Pac Acrux saat singgah ke Pelabuhan Palembang pada tanggal 20 Januari 2010.



Baca juga :








Sunday, January 10, 2010

Lagi, Pelaut Indonesia Gugur di Medan Tugas


Satu khabar memprihatinkan kembali menggema di telinga kita. Sebanyak 13 pelaut kita menjadi korban tenggelamnya kapal "Ocean Lark" sebuah kapal AHTS (Anchor Handling Tug Service) di perairan Tanjung Berakit, Kepulauan Riau.

Seperti berita yang dilansir ANTARA tanggal 6 Januari 2010 menyebutkan bahwa tug boat "Ocean Lark" tenggelam diperkirakan sekitar pukul 10.00 WIB sampai 11.00 WIB di perairan Tanjung Berakit Bintan pada hari Rabu (6/1) di titik koordinat 01 20.00 N-104.40.00 E.

Menurut ANTARA Tim SAR gabungan Indonesia dan Singapura korban ditemukan meninggal sebanyak tujuh orang sampai hari Sabtu tanggal 9 Januari 2010 sedangkan korban hilang yang masih dicari menjadi empat orang dan 2 orang dinyatakan selamat.

Menurut keterangan bangkai "Ocean Lark" masih bisa terlihat bagian kapal yang nampak adalah bagian belakang (buritan), sedangkan sebelumnya yang nampak adalah bagian samping kapal.

Berdasarkan informasi yang dilansir KOMPAS tanggal 13 Januari 2010 mengatakan bangkai kapal "Ocean Lark" yang tenggelam Rabu di perairan Tanjung Berakit, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) akan segera dievakuasi ke daratan.

Menurut KBRI Indonesia di Singapura pihak berwenang akan segera mengevakuasi bangkai kapal seiring dengan keputusan tim SAR untuk menghentikan proses pencarian korban hilang sampai hari Rabu, tanggl 13 Januari 2010.

Tim SAR gabungan Indonesia dan Singapura yang melakukan upaya pencarian 13 korban tenggelamnya kapal Ocean Lark (semuanya merupakan warga negara Indonesia) memutuskan untuk menghentikan pencarian pada Rabu.

Seluruh korban yang ditemukan selamat maupun meninggal langsung dibawa ke Singapura untuk proses identifikasi dan dikembalikan ke Indonesia untuk dikebumikan.

Lima korban tewas telah diidentifikasi dan dikebumikan di Indonesia pada 9 Januari antara lain, Cornelius Selano asal Manado dan Sjamsuddin Sabri asal Makassar.

Tiga korban tewas lainnya, Artinus Donari dan Alfa Rambi asal Makassar serta Agustinus Taloko asal Jakarta telah dikebumikan pada 12 Januari 2010 sedangkan dua jenazah lagi yang belum teridentifikasi dan masih berada di Rumah Sakit Umum Singapura.

Sumber : ANTARA dan KOMPAS