Monday, January 19, 2009

Mimpiku di Pelabuhan Pontianak


Sengaja saya tidur agak sore karena terasa segar setelah mandi seusai kerja seharian. Lelap rasanya saya tidur malam itu. Tatkala saya terbangun di pagi hari saya lihat kalender sudah menunjukan bulan Februari tahun 2015. Seperti biasa saya memandang ke arah kantor yang berada di tepi Sungai Kapuas.

Pagi itu saya bangun dan bergegas ke kantor. Saya menuju kantor PPSA (Pusat Pelayanan Satu Atap). Di kantor itu saya melihat Petugas dari Pelindo bagian Pelayanan kapal dan Barang, Petugas dari Adpel bagian sertifikasi dan kelaiklautan kapal, ada juga Petugas dari Bea dan Cukai yang duduk dalam satu ruangan di kantor PPSA tersebut. Mereka sangat ramah melayani para pemakai jasa pelabuhan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Mereka sangat memahami bahwa pelabuhan harus dikelola secara terintegrasi. Iseng-iseng saya tanya kepada salah satu petugas, "Berapa lama untuk mengurus dokumen kapal tiba dari mulai booking pandu sampai booking dermaga?" Mereka menjawab dengan antusias, "30 menit Clear dokumen dan administrasi dan pemakai jasa tinggal menunggu kapal sampai dermaga tidak perlu kemana-mana lagi cukup mengurus di sini sekali saja, Pak!" Saya tersenyum puas.

Kemudian saya melanjutkan ke kantor devisi Kepanduan Pontianak yang saya cintai. Saya masuk ke depan pintu gerbang yang tertata rapi dengan karyawan yang ramah menyapa serta lapangan parkir yang luas dan bersih. Langkah saya terhenti ketika berada di ruang bawah kantor itu. Petugas bagian administrasi tengah sibuk melihat data online dari komputer untuk booking kapal yang direlay dari kantor Cabang Pelabuhan Pontianak yang mesti dilayani setiap hari. Pengolahan data dilakukan secara online setiap hari. Petugas administrasi melihat saya dengan sapaan ramah. Kemudian saya naik lift ke menara operator di lantai 5 Kantor Devisi Kepanduan dan melihat operator radio dengan seperangkat komputer sebagai salah satu sumber data online dan seperangkat komputer sebagai sumber data Vessel Traffic Information System (VTIS) Pontianak di alur Sungai Kapuas siap di hadapannya.

Saya melihat kesibukan seorang operator radio tengah menjawab panggilan radio terhadap kapal-kapal yang memanggil VTIS Pontianak Control di Ch.12. Operator radio dengan sigap menjawab dan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh semua kapal.

Dari komputer tersebut operator radio dapat melihat kapal-kapal yang booking pandu baik dari muara ke rede maupun dari rede ke tempat sandar dan sebaliknya secara online pula. Dari komputer Vessel Traffic Information System (VTIS) Pontianak tersebut pula operator radio dapat mendeteksi keberadaan semua kapal baik yang sandar, berlabuh maupun yang hilir mudik di areal Sungai Kapuas. Dari komputer tersebut pula operator radio dapat memberikan informasi alur Sungai Kapuas dari Muara sampai dengan dermaga secara akurat karena data yang diambil radar serta koneksi komputer Vessel Traffic Information System (VTIS) dari Stasiun Kepanduan Jungkat sudah dapat dikirim secara online ke Stasiun Kepanduan Pontianak. Dari Stasiun Kepanduan Jungkat maupun Stasiun Kepanduan Pontianak petugas operator dapat dengan mudah mengakses berita cuaca terkini yang sangat dibutuhkan oleh kapal-kapal. Sekarang operator radio dapat memberikan segala informasi apapun yang dibutuhkan oleh kapal-kapal di Pelabuhan.

Dari Menara VTIS Pontianak Control tersebut saya dapat leluasa memandang keindahan Sungai Kapuas di areal Pelabuhan Umum Pontianak. Saya dapat melihat Jembatan Sungai Kapuas dan Jembatan Sungai Landak dengan jelas dengan lalu lintas di atasnya yang tidak pernah sepi. Saya dapat melihat kapal ferry Angkutan Sungai Kapuas yang melayani penumpang dari Pontianak ke daerah pedalaman Kalimantan yang tengah sandar di Dermaga Umum. Saya juga dapat melihat keindahan Pulau Batulayang di kejauhan sana. Saya dapat melihat Dermaga 1 sampai dengan Dermaga 9 yang sekarang digunakan hanya untuk melayani kapal penumpang baik kapal Dalam Negeri Maupun kapal penumpang Asing. Saya dapat melihat sebuah kapal Penumpang berbendera Hongkong yang tengah sandar di Dermaga Umum yang membawa misi pertukaran pelajar antara Hongkong dengan pelajar Pontianak.

Kira-kira jam 08.30 pagi saya bertemu dengan seorang petugas pandu yang akan mengeluarkan kapal dari dermaga menuju Muara Jungkat. Saya mendekatinya dan minta ijin untuk ikut ke kapal karena saya ingin melihat kondisi alur Muara Sungai Kapuas. Dengan ramah sekali petugas pandu tersebut mempersilahkan saya ikut dengannya tapi dengan syarat saya harus mengenakan jaket keselamatan (life jacket) selama di kapal. Saya setuju. Dengan mobil dinas Pandu kamipun berangkat ke dermaga 10 di Pontianak International Container Terminal (PITC) milik Perusahaan kami yang berada di Liberty, Siantan, Pontianak.

Saya tanya ke Petugas Pandu, "Kapal booking pandu jam berapa?" Dia menjawab," Jam 10, Pak," Benar sekali jam 09:45 kita sudah berada di dermaga 10 PICT (Pontianak International Container Terminal). Sebuah Dermaga Kontainer yang bertaraf Internasional yang murni hasil kerja keras anak bangsa, bukan dermaga Internasional hasil dari investasi asing. Dermaga ini mempunyai kapasitas penumpukan kontainer yang sangat luas dengan sarana gedung-gedung yang tertata rapi. Dermaga ini mampu disandari oleh 10 kapal kontainer besar. Sesampai di pintu gerbang PICT (Pontianak International Container terminal) kami distop oleh seorang petugas berbaju seragam dengan helm yang tengah melaksanakan tugas penjagaan dengan ketat. Dengan ramah petugas tersebut mempersilahkan kami turun dan mengisi identitas kami dalam buku tamu dan mempersilahkan kami mengenakan ID Card kami serta mengenakan alat keselamatan sebagai syarat masuk ke areal Pelabuhan tersebut.

Kami masuk ke dalam areal PICT (Pontianak International Container Terminal). Di sana saya melihat ribuan kontainer yang tersusun rapi. Kontainer export dan impor disusun terpisah dan sangat tertata rapi. Saya tidak melihat orang yang lalu lalang dan orang yang tidak berkepentingan masuk ke areal pelabuhan kecuali gerakan-gerakan 9 gantry crane dan puluhan truk kontainer yang sedang melayani 6 kapal. Saya melihat ada 6 kapal kontainer besar yang tengah sandar dan melakukan aktivitas bongkar muat dan 1 kapal siap berangkat.

Kemudian pas pada pukul 10.00 kami naik kapal dengan petugas pandu. Saya sempat bingung kapal besar kok masuk Pontianak? Tanpa ragu sayapun bertanya kepada Petugas Pandu, " Kapal ini draftnya berapa?" Dia menjawab, "7 meter, Pak dan LWS disini sekarang 7 meter dan lebar alur sekarang 200 meter maka dengan pasang air 2m kapal draft 7 meter leluasa masuk sekarang, Pak!", jawabnya panjang lebar.
Saya lega mendengar jawaban Petugas Pandu tadi ibaratnya saya mak nyess seperti kesiram air es di musim kemarau.

Sesampai di anjungan kapal Petugas Pandu menyapa Captain kapal yang kebetulan orang bule dengan sangat ramah. Kapal lepas sandar dibantu dengan 2 tug boat masing-masing dengan kekuatan 2400 PK. Setelah kapal lepas sandar haluan kapal menghadap ke Muara dan kapalpun berlayar. Kapal masih berjalan setengah kecepatan penuh. Saya dapat melihat Stasiun Kepanduan Jungkat yang berada di tepi kanan dengan leluasa. Stasiun kepanduan Jungkat sekarang kelihatan sangat megah dengan dilengkapi dengan menara Pengawas yang dilengkapi dengan perangkat komputer online dengan Stasiun Kepanduan Pontianak serta perangkat Vessel Traffic Information System (VTIS)nya.

Kapal melewati Stasiun Kepanduan Jungkat mendekati Alur Muara Jungkat. Di tepi kanan saya melihat Jungkat Beach sekarang menjadi sangat ramai pengunjung. Saya dapat melihat ada kolam renang yang besar serta dilengkapi dengan waterboom yang tinggi. Di sana juga saya lihat aneka permainan Dunia Fantasi tertata rapi dengan ribuan pengunjung memadatinya.
Sekarang rakyat Pontianak bener-benar terhibur di sana.

Kapal melaju terus memasuki alur Muara Jungkat. Saya melihat bouy-buoy penuntun dan lampu-lampu navigasi tertata rapi sama dengan keadaan di peta. Kira-kira 40 menit kapal yang kami tumpangi sampai di buoy luar dan kamipun turun dari kapal. Saya dan petugas Pandu mengucapkan selamat berlayar, "Bon Voyage, Captain!" Dengan antusias Captain bule tersebut menjawab, "Thank you for your hospitality, Mr. Pilot..!" Bye..Bye..

Saya terbangun dan ternyata waktu di hp saya masih jam 2 pagi pas alarm saya set untuk sholat malam di bulan Januari 2009.