Monday, January 4, 2016

Menjaring 'Trust' Di IPC Marine Service

Ship traffic control in Port Of Bengkulu
IPC Marine Service adalah anak perusahaan dari PT. IPC atau Indonesia Port Corporation II yang bergerak pada pelayanan kapal yang meliputi pemanduan dan penundaan.
Judul ini mungkin agak berlebihan namun menarik untuk kita jabarkan secara lugas. Suatu peralihan terkadang menimbulkan gejolak karena adanya perpedaan kondisi dari sebelumnya ke kondisi sekarang. terutama apabila peralihan dari perusahaan induk ke anak perusahaan. Karena tidak semua karyawan akan senang pindah dari perusahaan induk ke anak perusahaan.
Yang jelas nilai-nilai yang sudah dianut dan terbukti memberi andil terhadap kemajuan perusahaan induk perusahaan sebaiknya dipertahankan terlebih dahulu sebelum mencari jati diri perusahaan baru yang sebenarnya.

Prinsip pendekatan manajemen diharapkan dapat menjadi media untuk : 
  1. Mengetahui kebutuhan dan kemauan para karyawan. 
  2. Memotivasi karyawan.
  3. Menawarkan insentif yang berguna kepada karyawan.
  4. Meningkatkan etos kerja positif
  5. Melatih karyawan memahami kekuatan produk produk jasa pelabuhan agar lebih familier (terbiasa) sehingga mereka dapat mempromosikan jasa-jasa pelabuhan dengan baik kepada pengguna jasa.
  6. Membantu karyawan agar memiliki budaya pelayanan dengan berbagai pengalaman yang mendalam (memorable event) sehingga Pelabuhan dapat menjanjikan pelayanan terbaiknya kepada pengguna jasa.

Hakikatnya, prinsip pendekatan manajemen adalah seni yang digunakan untuk menggugah kepedulian dan kepercayaan seluruh karyawan pelabuhan, di samping membuat karyawan selalu berantusias terhadap setiap ide, gagasan baru, serta segala inisiatif.

Ini sangat penting diperhatikan. Sulit diharapkan bahwa karyawan termasuk mulai frontliner sampai karyawan operasional di lapangan akan memberikan pelayanan yang baik terhadap pengguna jasa bila  pimpinannya sendiri tidak memberikan rasa nyaman kepada karyawannya.
Pemberdayaan karyawan sebaiknya dilakukan pada beberapa aspek, antara lain:
  1. Kejujuran (honesty), 
  2. Kepedulian (care), 
  3. Rasa hormat (respect), 
  4. Kesamaan (equality), 
  5. Kerjasama (teamwork), 
  6. Pengakuan (recoqnition), 
  7. Kepercayaan (trust). 
Kita mulai dari :
  1. Kejujuran (honesty). Kejuajuran adalah sikap yang berpikir jujur, berkata jujur dan bersikap dengan jujur. Jujur sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti lurus hati, tidak berbohong, tidak curang, tulus dan ikhlas. Sikap kejujuran hendaknya menjadi budaya yang harus diciptakan di perusahaan yangt baru terutama dimulai dari top manajemen sehingga karyawan dapat bercermin bahwa budaya kejujuran menjadi budaya yang sedang dicuiptakan di perusahaan baru. Manajemen tidak dapat memaksakan karyawan untuk jujur sementara top manajemen belum mampu menciptakan kejujuran menjadi budaya di lintas menajemennya.
  2. Kepedulian (care), Kepedulain perusahaan dapat diwujudkan dengan jaminan pelayanan kesehatan karyawan dan keluarganya. Misalnya karyawan atau keluarganya ada yang membutuhkan pelayanan kesehatan maka perusahaan memberikan akses yang memadai sehingga karyawan akan sangat merasa aman sehingga mereka dapat bekerja dengan maksimal di perusahaan berkatr jaminan tersebut.
  3. Rasa hormat (respect), Saya pernah bekerja di sebuah perusahaan Malaysia. Begitu kita datang dari Indonesia kita langsung dijemput dan ditempatkan di sebuah hotel berbintang di Kota Kuala Lumpur, Malaysia. Cara mereka memperlakukan kamipun sangat ramah. Sesampai di kantor pusat pada pagi harinya  setelah semalaman kita menginap di hotel pun juga sangat memberikan rasa hormat kepada kita selayaknya tamu mereka. Begitu menghadap salah seorang manajer di kantor itu saya langsung terkesan dan tersanjung dengan ucapanya, "Apa khabar Cik Heri... Bagaimana keadaan dekat kamar hotel..? Nyaman tak? Kalau ada sesuatu yang kurang atau tidak nyaman cakap saja lah biar kita tahu dan segera perbaiki..." Begitu sapaan pertama manajer di perusahaan itu yang sampai sekarang masih hangat di telinga saya.  Artinya ada kehangatan yang diciptakan oleh manajemen dalam mewujudkan rasa hormat kepada karyawannya.
  4. Kesamaan (Equality), Bentuk perlakuan terhadap karyawan sedemikian rupa sehingga tidak ada kecemburuan yang terjadi sesama karyawan. Masalah golongan jabatan mi9salnya. Apapabila seorang karyawan sudah saatnya naik golongan jabatan tidak seharusnya karyawan mengajukan untuk naik golongan jabatan tetapi kenaikkan dilakukan secara otomatis sesuai aturan yang berlaku di perusahaan tersebut. Dalam hal ini setiap karyawan mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk maju8 dan berkembang. Perlakuan yang sering kali kita anggap remeh tetapi sangat penting adalah perlakuan atasan terhadap bawahan. Tanpa terasa atasan memegang peranan penting terhadap perlakuan ke semua karyawan. Sedikit saja ada perlakuan yang tidak adil akan berdampak kepada karyawan lainnya.
  5. Kerjasama (Team work). Perusahaan mempunyai kewajiban untuk membuat dan mengkondisikan bahwa karyawan yang berada di suatu team kerja perusahaan harusnya merasa nyaman dan sangat menikmati kerjanya. Kalau ada karyawan yang merasa tidak nyaman harus mencari tahu penyebabnya. Di samping kita selalu memastikan bahwa target yang diinginkan oleh perusahaan berjalan dengan semestinya.                                                                                
  6. Pengakuan (Recoqnition),  Proses cara perbuatan mengaku atau mengakui. Orang akan merasa dihargai kalau organisasi atau perusahaan merasa mengakui dengan tindakan yang jujur bahwa karyawan sebenarnya sangat diperlukan oleh perusahaan. Tanpa mereka perusahaan tidak ada artinya. Dari sini antara perusahaan dan karyawan akan merasa saling membutuhkan dan akan terjalin komunikasi yang saling memnguntungkan kedua belah pihak.  Wujud pengakuan perusahaan dapat dilakukan dengan memberikan hak-hak karywan dengan semestinya.            
  7. Kepercayaan (Trust).  Tujaun perusaahaan adalah harga mati yang harus dicapai oleh karena itu  ada beberapa cara perusahaan memberikan kepercayaan kepada karyawan. 
  • Memberikan pujian Ketika mendapati karyawan melakukan tugasnya dengan baik, memberinya pujian adalah tindakan yang tepat. Memberi pujian pun ada seninya, kita tidak cukup hanya mengatakan, “kerjaan kamu bagus”, tetapi juga memberikan feedback di dalam pujian tersebut. Misalnya saja, “Ide kamu untuk membuat brosur sangat bagus, kemarin ada klien kita yang minta untuk diberikan kepada teman-temannya”. Dengan pujian yang lebih spesifik, karyawan akan merasa lebih dihargai karena hasil karyanya benar-benar dilihat oleh atasan.    
  • Memberikan tugas sesuai kompetensi Sebagai seorang manager, harusnya kita tahu kompe
  • tensi anak buah atau yang team kita pimpin. Dalam memberi penugasan, kita sesuaikan dengan kompetensi yang ia miliki. Seiring dengan bertambahnya kompetensi, kita bisa memberikan tugas dengan kesulitan yang semakin bertambah secara bertahap.  
  • Memberikan training Training sesuai kebutuhan akan meningkatkan kompetensi karyawan. Dengan kompetensi tersebut, karyawan akan lebih percaya diri dalam menyelesaikan tugasnya.
  • Berilah tanggung jawab yang memiliki nilai Contohnya resepsionis. Meskipun tugas utama dia adalah mengangkat telepon masuk atau menerima tamu, berilah resepsionis tersebut kehormatan untuk menjadi ambassador perusahaan. Berilah kebebasan baginya untuk mengantarkan tamu berkeliling ruangan kantor jika itu diperlukan.
  • Menyemangati karyawan ketika mereka menghadapi kegagalan
    James E. Tingstad dalam bukunya “How to Manage the R&D staffs” mengungkapkan bahwa satu kata penyemangat setelah kegagalan sama harganya dengan kata-kata pujian setebal buku setelah kesuksesan. Jadi, jangan ragu untuk memberikan kata semangat bagi
  • Terima karyawan apa adanya
    Dalam melihat seorang karyawan, lihatlah kepribadiannya dan bukan semata-mata bagaimana kinerjanya. Kita harus menahan diri untuk tidak memberi tahu terus-menerus apa yang harus dilakukan oleh seorang karyawan. Biarkan ia belajar dari proses dan berikan ruang untuk trial and error bagi mereka. 
    8. Komitmen dan Konsisten (Commintment And Consistency). Ini yang manajemen sering lalai. Sudah berjalan program yang direncanakan tetapi tidak komitmen dan konsisten artinya program direncanakan setengah-setengah. Kalau semua objek di atas sudah dilaksanakan maka dibutuhkan komitmen dan konsistensi secara benar dan terus menerus sehingga menjadi budaya perusahaan sampai akhirnya karyawan mengerti apa yang telah dan akan dilaksanakan oleh perusahaan dan karyawan akan mendukung sepenuhnya kebijakan perusahaan karena sudah ada 'TRUST' (saling percaya) antara manajemen dan karyawan.
Mudah mudahan bermanfaat.
  •