Sunday, May 23, 2010

Musibah Kapal Laut Tenggelam Di Indonesia Dari Masa Ke Masa

KMP. Tampomas II
Tahun 1981
  • Pada 27 Januari - Musibah KMP Tampomas II. Kejadian yang dimulai terbakarnya kapal tanggal 25, merupakan tragedi terbesar saat itu dengan korban diperkirakan 431 orang tewas.     
Tahun 2002  
  •  Pada 20 November - KMP Adidas bertabrakan dengan KMP Sinar Akaba di sekitar perairan Pulau Hari, Kabupaten Kendari, Sulawesi Tenggara, sekitar 25 mil arah.    
Tahun 2003
  • Pada 7 September, Kapal Motor Penumpang Wimala Dharma di perairan Selat Lombok, sekitar 4,5 mil laut dari Gili Tapekong, Nusa Tenggara Barat, Minggu (7/9) dini hari sekitar pukul 03.30. 5 orang penumpang meninggal.    
  Tahun 2004     
  • Pada 15 Januari - KM Sutra Alam 02 ditabrak kapal tak dikenal di perairan Sulawesi Tenggara. Usai menabrak, kapal yang tak diketahui identitasnya itu langsung melarikan diri.    
Tahun 2005

  • Pada 8 Juli - Kecelakaan KM Digoel di Laut Arafura. Diperkirakan korban 84 orang ditemukan tewas dan 100-an penumpang belum diketahui nasibnya.    
Tahun 2006
  • Nelayan tewas saat kapalnya tergulung ombak sekitar pukul 00.00 WIB, Sabtu (30/12) di perairan Paciran, Kabupaten Lamongan.  
  •  Pada tanggal 28 Desember - Musibah KM Tristar I yang tenggelam di Selat Bangka. Baru ditemukan 3 mayat terapung. 
Tahun 2007  

  • 22 Februari - Sedikitnya 25 orang tewas setelah KM Levina I jurusan Tanjung Priok–Pangkal Balam, Bangka yang mengangkut 291 penumpang terbakar di Selat Sunda.. 4 orang di antaranya tewas saat melakukan investigasi pada bangkai kapal pada tanggal 25 Februari. Mereka tewas saat bangkai kapal tersebut tenggelam.    
  • 11 Juli - KM Sinar Madinah tenggelam di perairan Laut Selatan Desa Hu'u, Kabupaten Dompu, provinsi Nusa Tenggara Barat. Kapal tenggelam setelah dihempas gelombang setinggi lima meter. Tujuh orang awak kapal sempat terlilit jaring, namun enam orang berhasil menyelamatkan diri. Seorang anak buah kapal hilang bersama jaring yang melilit dirinya.    
  • 11 Juli - KM Wahai Star yang mengangkut sekitar 100 penumpang dan ribuan ton hasil bumi dari Leksula tujuan Ambon tenggelam di perairan antara Pulau Buru dan Ambon.   
  • 18 Oktober - KM Asita III tenggelam pada pk. 20.16 WITA di perairan Selat Kadatua, sekitar 10 mil dari Kota Baubau, Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, 125 orang selamat, sedikitnya 31 orang meninggal dunia, dan 35 lainnya hilang.    
Tahun 2008  
  • 31 Agustus, Kapal motor penumpang (KMP) Belanak jenis ferry milik PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) menabrak kapal speed boat milik nelayan pamuge (pembeli ikan di tengah laut) di perairan Pantai Barat tepatnya 1,5 mil dari Pulau Putri arah barat, Minggu (31/8) pagi sekira pukul 05.30 WIB.    
  •  28 Agustus, Kapal Ro-ro Dharma Ferry 3 yang bertolak dari Makassar (Sulawesi Selatan) menuju Balikpapan (Kalimantan Timur), terbakar saat hendak merapat di dermaga Pelabuhan Semayang sekitar pukul 11.00  
  • 18 Mei, Kapal Ro-ro Dharma Kencana dari Semarang menuju Sampit terbakar. Sekitar pukul 12.00 WIB kapal nahas ini terbakar. Lokasi kapal yang terbakar sekitar 20 mil dari pelabuhan Sampit. Evakuasi penumpang atas swadaya Anak Buah Kapal (ABK).    
  • Pada 21 November 2008 Kapal Motor (KM) Intan 78 yang mengangkut 2.200 ton semen dari Jakarta tujuan Palembang, Sumatra Selatan, tenggelam di muara Sungai Musi perbatasan Selat Bangka, Jumat (21/11). Kapal tersebut tenggelam satu jam setelah menabrak sebuah tanker bernama Theresa Jupiter yang sedang menunggu muatan minyak kelapa sawit. Dalam musibah itu semua anak buah kapal yang berjumlah 16 orang selamat.
Tahun 2009
  • 11 Januari - Kapal Motor Teratai Prima 0 tenggelam di Tanjung Baturoro, Sendana, Majene, Sulawesi Barat; dari sekitar 300 korban baru 36 yang berhasil diselamatkan oleh nelayan.
  • 27 Juli - Cahaya Abadi Utama tenggelam di Selat Makassar,Kapal kayu bermuatan 50 ton jagung dan 3.000 tandan pisang berlayar dari Kecamatan Budonbudon, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Selatan dengan tujuan Samarinda pada Senin (27/7) pagi.Semua ABK selamat, tak ada korban jiwa," kata Ajun Komisaris Polisi Handoko 
  • 28 Agustus - Kapal KM Sari Mulia Untuk pencarian korban di hari ketiga, dua mayat kembali ditemukan oleh petugas SAR. Dengan begitu, total korban tewas yang ditemukan sudah mencapai 21 orang penumpang.    
  • 22 November - Kapal laut Dumai Express 10 di perairan Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau yang diakibatkan oleh cuaca buruk. Kejadian tersebut mengakibatkan 28 orang meninggal dunia (rincian terlampir), korban hilang sebanyak 12 orang dan korban rawat inap sebanyak 12 orang di RSUD Tanjung Balai Karimun dan 2 orang di Puskesmas Balai.   
      
Tahun 2011
  • Pada 26 September 2011 Kapal Motor (KM) Marina Nusantara yang mengangkut sekitar 800 penumpang terbakar setelah bertabrakan dengan tongkang yang ditarik Tug Boat Bomas Segara yang membawa muatan batubara. Lokasi tubrukan di Sungai Barito dekat Perairan Pulau Kadap atau sekitar satu jam sebelum kapal merapat di Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin. Tiga penumpang tewas dan ratusan lainnya terluka dalam insiden tersebut.

Semoga menjadikan pelajaran buat kita untuk selalu meningkatkan keselamatan bersama.
 
Sumber artikel: Theunix1, Kaskus  

Wednesday, May 12, 2010

Kapal Motor Sinar Ambon Kandas Di Selat Jaran

KM. Sinar Ambon foto melalui  ECDIS
      Kapal Motor Sinar Ambon kapal milik PT. Samudera Indonesia kandas di Selat Jaran pada 11 Mei 2010 pukul 05.30 Waktu Indonesia Barat tepatnya 15 mil laut Tenggara Pelabuhan Palembang. Kapal tersebut kandas dari pukul 05.30-21.30 waktu setempat.

       Menurut keterangan  nakhoda Kapal Motor Sinar Ambon, Capt. Sambalao Taha, kapal berangkat dari dermaga petikemas Pelabuhan Palembang pada pukul 04.00 dengan perhitungan sarat maksimum 5.5 maka dan ketinggian air terendah di Selat Jaran 3.6m ditambah air pasang di Selat Jaran pada saat itu 2.3m maka dapat lolos melewati Selat Jaran namun kenyataannya kapal kandas.

        Kapal Motor Sinar Ambon yang mempunyai panjang Length Over All (LOA) 98 meter dan berkapasitas mengangkut kontainer sebanyak 287 TEUs itu secara rutin melayari rute Palembang - Singapore dengan frekuensi minimal 2 kali dalam sepekan kapal tersebut singgah di Pelabuhan Palembang.

       Akibat kapal kandas sedikitnya 2 kapal besar yang hendak keluar masuk dari dan ke Pelabuhan Palembang memgalami keterlambatan dari jadwal semula. Kapal yang sempat mengalami keterlambatan adalah Motor Tanker Sultan Mahmud Badarudin II milik PT. Pupuk Sriwijaya yang hendak bertolak ke Gresik sempat berlabuh melintang pabrik South Sumatra Timber (SST) tepatnya 1.5 mil laut dari Selat Jaran. Sedangkan Kapal Motor Belawan/Caraka Jaya Niaga III-38 milik PT. Djakarta Loyd terpaksa berlabuh di Muara Sungai Musi menunggu alur bebas dari kapal kandas.

      Menurut keterangan para petugas pandu dan nakhoda kapal yang sering masuk Pelabuhan Palembang, Selat Jaran merupakan alur yang paling sempit dan dangkal di Sungai Musi. Untuk itu kapal yang akan keluar masuk melalui alur tersebut harus mengatur sarat kapalnya dan memilih waktu yang tepat supaya dapat melewatinya dengan aman kalau tidak kapal rawan kandas.

      Untuk mengantisipasi kapal kandas lebih banyak lagi di masa mendatang perlu diadakan pengerukan  di alur Sungai Musi khususnya di Selat Jaran karena kedalaman air yang terendah di Selat Jaran sekarang hanya 3.6 meter sedangkan di Muara Sungai Musi berkisar 4.4 meter.